SAATNYA JATUH CINTA LAGI

Seiring makin bertambahnya usia pernikahan,
kedewasaan dan juga anak, kita makin
menyadari..
Bahwa ada hal-hal yang tetap sama, dan ada hal-
hal yang tak terelakkan untuk berubah.
Ada hal-hal yang harus diucapkan,
ada yang cukup disimpan dalam hati saja.
Kita pun jadi belajar utk mengartikan makna
romantisme itu sendiri sangatlah luas.
Romantis tidak hanya soal bunga, candle light
dinner (baik di resto ternama atau yang insidentil
karena mati listrik), sekotak cokelat mahal atau
kartu ucapan “I Love You” yang sengaja ia
tinggalkan di meja sebelum berangkat kerja.
Romantisme tidak cuma soal itu, ternyata.
For some people..
Romantis adalah ketika seorang istri berletih-
letih belajar memasak di awal pernikahan
mereka, demi menciptakan menu yang disukai
suaminya.
Meskipun ia sendiri tidak menyukainya..
Romantis adalah ketika seorang suami telaten
merawat istri dan anak-anaknya yang sedang
sakit.
Mengambil alih semua tugas rumah tangga yang
sanggup ia kerjakan.
Romantis adalah ketika seorang suami
dengan sigap mengganti popok si kecil yang
terbangun tengah malam, saat sang istri terlelap
karena kelelahan.
Romantis adalah saat sepasang suami istri
bahu membahu merapikan rumah dan
memandikan anak-anak ketika mereka sedang
digegas waktu untuk pergi ke majelis ilmu di
suatu pagi.
Romantis adalah saat seorang suami
membangunkan istrinya untuk shalat malam
dengan lembut, dan memerciki wajahnya dengan
air ketika matanya masih ingin terpejam.
Romantis adalah kerelaan seorang suami
untuk menahan emosi ketika mendapati istrinya
tengah marah, berlapang dada untuk memaafkan
dan memberi udzur ketika sang istri bersalah..
Romantis adalah ketika seorang suami
berkata pada istri tercintanya, “Mencari nafkah
itu tanggung jawabku, tugasmu adalah mengurus
rumah dan mendidik anak-anak kita..”
Romantis adalah ketika seorang suami
meminta sang istri untuk menutup aurat secara
sempurna, sebagai bentuk penjagaan atas
hartanya yang paling berharga.
Romantis adalah ketika seorang suami atau
istri menolak permintaan pasangannya yang tidak
sesuai syari’at dengan cara yang penuh hikmah.
Karena cinta tidak berarti selalu menuruti
keinginan orang yang dicintainya, terlebih jika
keinginannya bertabrakan dengan rambu-rambu
syar’i.
Itulah cinta karena Allah yang sejati dan abadi..
Romantis adalah ketika seorang suami
menundukkan pandangannya ketika tak sengaja
berpapasan dengan lawan jenisnya saat jalan
dengan sang istri, dan mengeratkan genggaman
tangan mereka lebih erat lagi..
Romantis adalah saat seorang suami bersedia
untuk mendengarkan cerita istrinya yang panjang
lebar, nggak beraturan dan nggak penting itu
sampai tak sengaja ketiduran.
Romantis adalah kesabaran seorang suami
ketika sang istri menyambutnya di pintu dalam
keadaan kacau balau, belum sempat mandi
apalagi berhias, rumah berantakan tak berbentuk
dan tak ada makanan tersaji di meja. “Nggak
apa, malam ini kita makan di luar yuk..”
Romantis adalah kesediaan seseorang untuk
menerima diri pasangannya seutuhnya, lengkap
dengan segala kekurangan, kelebihan dan masa
lalunya, tanpa banyak mengatur dan meminta.
Romantis adalah saat memandang wajah
seseorang yang kita cintai dalam lelapnya
setelah seharian penat bekerja.. Dan sejenak
menyadari, telah menghabiskan tahun-tahun
penuh bahagia bersamanya, seseorang yang
Allah pilihkan untuk menemani pahit manis
perjalanan ini..
Romantis adalah ketika sepasang suami istri
saling mengingatkan dan menguatkan dalam
kesabaran dan kebenaran. Karena mereka tidak
hanya menginginkan kebersamaan di dunia saja,
melainkan hingga ke Jannah-Nya..
Romantis adalah ketika engkau melihat ke
dalam matanya di sela-sela obrolan santai kalian,
dan menemukan masih ada cinta di sana. Cinta
yang sama seperti saat pertama kali bertemu
dulu..
Dan ya, romantis adalah saat seorang suami
memasangkan helm ke kepala istri tercintanya
ketika mereka hendak bepergian dengan motor.
Ternyata banyak hal-hal romantis yang dilakukan
pasangan, yang terkadang luput dari perhatian
kita.
Betapa sering pasangan berbuat baik
kepada kita, tapi tak pernah puas kita untuk terus
menuntut lagi dan lagi.
Bahkan meminta sesuatu
di luar kadar kesanggupan pasangan kita.
Astaghfirullah..
Adakah kita seperti itu terhadap istri atau suami
kita selama ini?
Terlebih-lebih kita, para istri yang
tabiatnya adalah sering mengkufuri kebaikan
suami..
“Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku
melihat pemandangan seperti ini sama sekali,
aku melihat kebanyakan penduduknya adalah
kaum wanita.
Shahabat pun bertanya, ‘Mengapa
(demikian) wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam?’
Beliau shalallahu ‘alaihi wassalam
menjawab, ‘Karena kekufuran mereka.’
Kemudian
ditanya lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’
Beliau menjawab, ‘Mereka kufur terhadap suami
mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya.
Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah
seorang di antara mereka selama waktu yang
panjang kemudian dia melihat sesuatu pada
dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan
berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun
kebaikan pada dirimu.’”(HR. Bukhari no. 105)
Seperti yang dituturkan dalam syair indah berikut
ini..
“Kulihat kaum laki-laki memukul istri mereka,
Namun tanganku lumpuh untuk memukul Zainab,
Zainab adalah matahari, sedang wanita lain
adalah bintang-bintang..
Jika Zainab muncul, tak akan nampak lagi
bintang-bintang..”
(Siyar A’lamin Nubala 4/106)
Banyak sisi baik dari pasangan yang membuat
teduh hati ketika kita memandangnya, atau
mungkin saat sekadar mengingatnya.
Jujurlah pada diri sendiri..
Pasangan kita saat ini, betapa ia begitu berjasa
mendampingi kita sejak bertahun-tahun lamanya.
Dialah tempat kita mencurahkan rasa. Dialah
seseorang yang paling mengenal dan mengerti,
siapa dan bagaimana kita sesungguhnya, dan
memilih untuk tetap tinggal dan terus mencintai
kita, setelah semua yang terjadi.
Cinta yang dulu mekar di awal-awal pernikahan,
bisa pudar seiring berlalunya waktu. Ia bisa
berubah menjadi layu sebelum akhirnya mati dan
musnah.
Maka rawatlah cinta itu agar selalu
berkembang dan terawat. Siramilah perasaan itu
dengan hal-hal yang romantis dan penuh makna,
namun sederhana…
Sederhanakanlah..
Seperti membukakan pintu mobil untuk istri
tercinta bagi yang punya mobil, atau
memasangkan helm ke kepalanya ketika hendak
bepergian dengan motor.
Atau merapikan anak rambut yang ‘mengintip’
dari balik jilbabnya dengan tatapan penuh kasih
sayang.
Ungkapan cinta yang terlihat remeh, kecil dan
sepele, tapi penuh makna. Setidaknya bagi
dirinya, seseorang yang kita cinta.
Sebentuk romantisme yang sederhana seperti
yang tertuang dalam kutipan nasehat singkat ust.
Syafiq riza basalamah berikut ini...
“Salah satu wujud romantisme seorang suami
kepada istrinya adalah saat ia memasangkan
helm ke kepala istrinya ketika hendak
bepergian..”

Khoerul MW

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments: